Aku Putri Indonesia

Aku putri Indonesia.

Itulah yang tertulis di pasporku.
Begitulah aku menjawab ketika ada
yang menanyakan kewarganegaraanku.
Tetapi kalimat di atas tidak sepenuhnya
benar.  Tidak benar tanda bacanya.
Yang benar adalah:

Aku putri Indonesia?

Hampir sembilan tahun aku tinggal di Amerika.
Di sana hati dan akalku tumbuh besar.
Terkadang aku mengidentifikasikan diriku
dengan mereka.  Tetapi aku tidak dianggap
salah satu dari mereka.

Aku putri Indonesia.

Percayalah, aku pernah mengalami
segala macam cobaan
yang biasa dialami kebanyakan rakyat Indonesia.
Menderita.
Tetapi ketika aku mengajaknya makan sushi atau pizza,
suamiku bertanya-tanya.

Aku putri Indonesia?

Dulu Amerika adalah tempat asing bagi aku
orang asing.  Namun sembilan tahun
dapat melenyapkan keasingan.
Kini negeriku yang terasa asing.
Tetapi aku tidak asing di sini,
hanya aneh dan dungu.

Aku putri Indonesia.

Sedikit demi sedikit
kulitku menjadi gelap.
Perlahan aku ikut terlambat.
Terkadang aku melanggar
peraturan lalu lintas untuk mendapatkan jalan.
Seringkali aku memberi jawaban ujian
kepada teman-teman.  Tetapi
di nadiku bukan dangdut
atau keroncong
atau lagu pop cengeng yang berdentang.
Di pembuluh darahku bukan
hanya merah putih yang mengalir.
Sekali lagi aku berada di luar,
mengintip ke dalam dan melambai.
Masih lama kunci rumah ini akan kutemukan.
Masih lama aku akan mendapatkan jawaban
dari pertanyaanku ini:

Aku putri Indonesia?

One thought on “Aku Putri Indonesia

Leave a comment